. Juli 2013 | Yulianti

Pages

Rabu, 03 Juli 2013

KURANGNYA KUALITAS GURU DALAM MENGAJAR BERDAMPAK PADA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM PELAJARAN KIMIA




            Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri-ciri, perubahan wujud, serta perubahan energi yang terjadi didalamnya. Berdasarkan pengertian ilmu kimia itu sendiri, ilmu kimia dikatakan sebagai “central sains” yang artinya sebagai pusat dari ilmu sains karena ilmu kimia memiliki peran penting dalam menghubungkan setiap ilmu pengetahuan alam. Contohnya pada dunia pendidikan, ilmu fisika, biologi, kedokteran dan sebagainya selalu berhubungan dengan ilmu kimia.
Ilmu kimia tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari mulai dari makanan yang kita makan, udara yang kita hirup, dan lainnya merupakan bentuk aplikasi ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari. Itu membuktikan bahwa ilmu kimia sangat dekat hubungannya dengan kita karena dalam interaksinya manusia selalu berhubungan dengan kimia, mulai dari bangun tidur sampai tertidur kembali kita selalu berhubungan dengan kimia. Untuk itu maka  tidak salah jika ilmu kimia bisa dikatakan ilmu kehidupan karena didalamnya terdapat banyak pembelajaran hidup.
            Terlepas dari pentingnya ilmu kimia, banyak orang yang masih beranggapan bahwa kimia hanya sebatas dari hafalan teori, kumpulan rumus rumit beserta reaksi-reaksi kimianya, dan kata-kata abstrak yang sering menjadi miskonsepsi bagi siswa SMA.
            Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran kimia diberikan dari kelas 1 dan secara khusus dari kelas 2 sampai 3 SMA untuk program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Setiap disiplin ilmu yang diberikan kepada siswa pasti memiliki kegunaannya untuk dipelajari, tetapi dalam penerapannya banyak siswa yang tidak mampu menyerap kegunaan ilmu kimia itu untuk dipelajari. Tidak hanya merupakan tuntutan seorang siswa untuk dapat mempelajari ilmu kimia, tapi memang dengan mempelajari kimia kita akan dapat memetik pesan moral dan petuah bijak yang terkandung dalam setiap pembelajaran kimia. Jika para siswa dapat secara kritis memahami setiap konsep kimia, tentunya akan mudah untuk mendorong motivasi para siswa tersebut untuk lebih meyukai kimia sehingga lebih mudah untuk memahaminya. Untuk itu perlu ditekankan bahwa upaya agar para siswa dapat memahami pelajaran kimia yang terpenting adalah motivasi dalam diri masing-masing siswa untuk mempelajari kimia. Hal ini penting karena bagaimana pun motivasi adalah sumber utama yang diperlukan para siswa agar pemahaman terhadap materi-materi kimia dapat ditangkap dengan baik. Misalnya mempelajari setiap unsur – unsur kimia yang ada dialam mengajarkan kita untuk dapat bersyukur, memelihara dan menjaga setiap apapun yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan masih banyak lagi pesan moral yang terkandung pada tiap-tiap materi kimia.
            Dalam penyampaiannya, ilmu kimia memang tidak dapat dilepaskan dari praktek percobaan di dalam laboratorium. Untuk itu perlu adanya keseimbangan dalam mempelajari teori dan prakteknya.
Peran guru adalah faktor penting untuk mewujudkan suksesnya pembelajaran kimia bagi siswa-siswa SMA. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak guru yang kurang kompeten terutama dalam penyampaian ilmu kimia itu sendiri. Banyak kasus yang ditemukan bahwa guru yang mengajar pelajaran kimia tidak mengerti cara menyampaiannya karena mereka bukan merupakan lulusan dari Program Studi kimia itu sendiri. Tentu hal ini menjadi suatu sorotan mengapa siswa-siswa SMA kurang dalam hal memahami pelajaran kimia. Bagaimana tidak, peran guru yang seharusnya menjadi eksekutor untuk menyukseskan pelajaran kimia malah tidak didukung dengan kualitas yang baik dari guru tersebut. Guru yang seperti ini biasanya cenderung hanya memberikan tugas dan terbatas menyampaikan materi sesuai dengan buku yang dipakai tanpa didukung dengan pengetahuan lain yang dimilikinya sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran ilmu kimia itu saling berkaitan mulai dari pelajaran dasar menuju ke pelajaran berikutnya. Dari sini saja kita dapat mengetahui bahwa jika para siswa tidak diterapkan pondasi yang kuat berupa pemberian materi dasar yang baik bagaimana bisa para siswa melanjutkan materi selanjutnya sedangkan pemahaman materi terdahulunya tidak baik.
Dalam segi penyampaian materi terkadang guru sulit untuk dapat merangkai kata demi kata untuk membuat para siswa mengerti. Banyak guru yang lebih mempertahankan metode lama berupa hafalan full teks tanpa mau menggantinya dengan sesuatu yang menyenangkan misalnya untuk menghafal urutan tata nama senyawa karbon, kita dapat berkreasi sendiri membuat sebuah kalimat yang mudah diingat. Sebagai contoh ”Meta pro bu Peni, Heksa hepi karena bersaing dengan Okta, nona yang dekil” dan masih banyak metode hafalan lainnya yang menyenangkan yang dapat diberikan kepada para siswa sehingga siswa dapat mudah mengerti. Hal ini selain mempermudah para siswa untuk memahami, ini juga sangat bermanfaat untuk para guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan didalam kelas.
             Seperti yang telah kita ulas tadi bahwa ilmu kimia tidak dapat di lepaskan dari praktek kerja di laboratorium karena perlu adanya penyeimbang antara teori dengan prakteknya. Praktek kerja laboratorium ini sangat penting untuk diterapkan karena berdasarkan asal mulanya, kimia itu sendiri diawali dengan eksperimen-eksperimen para ahli yang dikerjakan didalam laboratorium. Sedangkan pada kenyataannya, meski dianggap penting masih banyak sekolah–sekolah di Indonesia yang tidak dukung dengan fasilitas laboratorium yang baik dan walaupun ada itu hanya terdapat pada sekolah-sekolah tertentu saja. Bahkan biasanya walaupun didukung dengan fasilitas laboratorium yang memadai, guru cenderung lebih memprioritaskan teori dibanding dengan praktek kerja didalam laboratorium sehingga maksud dari pembelajaran kimia yang didapat hanya sebatas rumus-rumus sulit yang harus di pecahkan permasalahannya tanpa mempertimbangkan betapa pentingnya bagi siswa untuk dapat mengeksperimenkan materi-materi yang telah dipelajari. Bereksperiemen di dalam laboratorium sangatlah penting karena pelajaran kimia merupakan pelajaran yang dinamis yang sarat akan perubahan. Misalnya dalam perkembangannya, teori atom tidak hanya berhenti pada teori atom Dalton yang mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil dalam suatu materi tapi setelah itu banyak bermunculan teori-teori lain yang menyatakan bahwa atom bukanlah bagian terkecil dari dari suatu materi. Ada bagian terkecil dalam atom yang dinamakan “Partikel Tuhan”. Berdasarkan hal inilah, eksperimen dianggap penting untuk diberikan siswa SMA. Dalam hal ini maka diharapkan selain guru dalam menyampaikan materinya dengan baik guru juga harus dapat menyeimbangkan teori-teori yang didapat dengang melakukan eksperimen didalam laboratorium sehingga dapat mempermudah para siswa untuk memahami  pelajaran kimia dan anggapan bahwa kimia itu sulit untuk dipelajari akan perlahan luntur karena kimia merupakan pelajaran yang menyenagkan. Dari sinilah terlihat bahwa keefektifitasan pendidikan Indonesia sangat kurang dengan  minimnya kualitas para guru dalam mengajar untuk dapat menunjang terselenggaranya pendidikan itu tersebut. Untuk itu perlu adanya kesadaran pada setiap  mahasiswa khususnya program studi pendidikan kimia untuk dapat memanfaatkan waktu belajar selama masa perkuliahan sehingga ketika nanti terjun dalam dunia pendidikan sebagai guru tidak lagi mempersulit para siswa dalam memahami pelajaran kimia.





REFERENSI

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Siapa%20bilang%20kimia%20suli
»»  read more